Kisah Adipati Huan dan Pian si Pembuat Roda

Orang Tua Yang Membuat Roda.

Dulu ketika adipati Huan sedang membaca di aula, Pian si pembuat roda membuat roda di halaman.

Setelah tugasnya selesai Pian mendekati Adipati Huan dan bertanya : Boleh kutahu buku apa yang anda baca? Adipati Huan berkata : Aku membaca kata-kata orang bijak. Pian bertanya lagi : Masih hidupkah mereka? Adipati Huan Berkata : tidak.

Pian berkata sambil tertawa : Ha! Ha! Ha! Jadi yang anda baca adalah buangan orang meninggal. Sang adipati itu marah dan berkata : Apa katamu? Katakan alasanmu, kalau tidak kamu akan kuhukum mati.

Pian berkata : Jangan marah yang mulia. Saya seorang pembuat roda dan mengunakan proses pembuatan roda sebagai kiasan. Ketika saya memahat roda dengan cepat, saya menghemat tenaga tapi rodanya tak bundar. Kalau membuatnya lambat, saya menggunakan lebih banyak tenaga tapi rodannya bundar. Keahlian membuat roda terbaik bukan cepat atau lambatnya, tapi dengan kekuatan yang benar. Tapi saya tak bisa menurunkan keahlian ini pada putraku, karena itu saya masih membuat roda di usia 70 tahun.

Roda Kayu Hand Made
Jadi kebijakan orang bijak tak bisa diturunkan, karena itu bukankah buku yang anda baca merupakan buangan dari yang mati?

Seniman hanya bisa mengajarkan aturan dasar, bukan rahasia suksesnya. Ahli pedang hanya mengajarkan gaya dasar bukan keahliannya. Orang pandai selalu menilai kata-kata dalam buku dan tak mengetahui bahwa yang tersirat lebih berharga, Itulah sebabnya orang yang mengingat cerita bukanlah pembaca yang baik.

Jadi guru dan kitab hanya sebuah teori dasar sebagai arahan, tetapi inti dan kebenaran serta keahliannya harus dipelajari dan ditemukan serta dibuktikan sendiri.

Tak ada Guru atau kitab yang - meskipun dikatakan - bisa merubah orang menjadi dewa, tak akan bisa. Karena itu semua teori dan dasarnya saja, yang bisa adalah dirimu sendiri.

Ada pepatah  menyatakan :

Orang yang mempelajari bentuk dan kulitnya saja ia takkan tahu rasa dan intinya. Ia akan berkata-kata meniru orang lain tanpa tahu bagaimana sebenarnya. Seperti anak gadis yang memegangi jeruk dan tak pernah mau mencicipinya, kalau ia ditanya bagaimana rasa jeruk itu ia akan berkata seperti pedangang jeruk.

Jadi Guru yang baik adalah guru yang membiarkan para muridnya mencari sendiri kebenaran dari ajarannya, bukan memaksa muridnya mempercayai apa yang dikatakan tanpa mencari kebenarannya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Adipati Huan dan Pian si Pembuat Roda"

Post a Comment